Vincent Raditya: Analisa Data Sriwijaya Air SJ-182 Flight Radar 24

Fajarpos.com

Namun, kemiringan pesawat Sriwijaya Air tersebut justru semakin bertambah.

Sebab dalam waktu sekian detik, pesawat tersebut kembali oleng dengan kemiringan tajam hingga 16 derajat.

“Tapi, tiba-tiba, tidak sampai 1 menit. Pesawat ini belok dari 46 ke 30 ini sudah 16 derajat off track. Ini sesuatu hal yang sudah cukup mencurigakan,” ujar Capt Vincent.

Momen tersebut diakui Capt Vincent adalah indikasi awal pesawat Sriwijaya Air ada masalah.

Karena dalam detik selanjutnya, posisi pesawat tersebut terus berubah dan semakin oleng hingga 6 derajat.

Kala itu, kecepatan dan ketinggian pesawat masih normal yakni di atas 250 knot dengan ketinggian 10.000 kaki.

“Ini sudah mulai mengindikasikan pesawat menikung secara stip nih ke kiri. Di sini sudah out track. Dari 46 derajat pindah jadi 6 derajat. Waktunya 14.40 menit. Kurang dari 1 menit, pesawat ini off track 40 derajat,” ungkap Capt Vincent.

Masih pada pukul 14.40 WIB, pesawat Sriwijaya Air tersebut secara mendadak juga mengalami penurunan ketinggian dan kecepatan yang drastis.

Hal tersebut menurut Capt Vincent adalah sebuah tanda bahwa Sriwijaya Air diduga mengalami stall.

Stall adalah kehilangan daya angkat. Pesawat bisa terbang karena adanya daya angkat.

Jika daya angkatnya hilang, pesawat tidak akan bisa terbang di udara

“Kurang dari satu menit, pesawat ini menghadap ke kiri. Sangat drastis dan stipHeading 339 derajat. Pesawat ini dive down (ketinggiannya berkurang menjadi) 8.900 kaki dari 10.700 kaki. Tiba-tiba kecepatannya 224 knot,”

“Ini ada kemungkinan, indikasi airspeed dia di bawah 200 knot. Artinya di pesawat, clean configuration, sudah cukup berisiko untuk terkena stall,” pungkas Capt Vincent.

Terus menerus berubah posisi, pesawat Sriwijaya Air itu pun akhirnya mencapai ketinggian tak wajar.

Pun dengan kecepatan yang juga menurun

“Ground speed 115 knot, ini indikasi crash kuat sekali. Bahwa pesawat ini terkena full stall. Akan sulit sekali untuk di-recover dengan ketinggian 5.400 kaki,”

“Ini sudah sesuatu yang enggak normal. Pesawat ini off track dengan kecepatan yang tidak seharusnya dan ketinggian yang tidak seharusnya,” ujar Capt Vincent.

Melihat kejanggalan tersebut, Capt Vincent pun menjelaskan.

Bahwa dalam waktu satu menit, pesawat tersebut mengalami perubahan mulai dari posisi, ketinggian hingga kecepatan yang drastis.

“Hanya dalam satu menit, pesawat itu jatuh dari ketinggian 11 ribu dengan kecepatan yang sangat ekstrem, 358 knot atau 553 km per jam,” imbuh Capt Vincent.