Tren Negatif PPP Akibat dari Ketum Bermasalah, Jadi Ancaman di Pemilu 2024

Fajarpos.com

Menurut pengamat politik Universitas Padjadjaran Kunto Adi Wibowo lantas meyakini sengkarut masalah dan konflik internal yang terus berulang, akan membuat elektabilitas PPP akan semakin turun di mata masyarakat, khususnya kalangan umat Islam.

Pada pemilihan legislatif (Pileg) 2014 PPP mengantongi 8.157.488 atau 6,53 persen suara. Sementara pada 2019, perolehan suaranya menurun menjadi 6.323.147 atau 4,52 persen suara atau yaris menyentuh ambang batas parlemen yakni 4 persen.

“Konflik internal yang tidak di-manage pasti akan berpengaruh pada perolehan suara atau elektabilitas partai di Pemilu. Tapi kalau bisa di-manage ya akan sangat kecil pengaruhnya,” kata Kunto sebagaimana dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (25/5) malam.

Kunto menilai konflik internal di tubuh PPP kerap berulang karena partai tua itu tidak memiliki sosok atau tokoh berpengaruh yang sangat kuat. Namun soal konflik yang menyeret nama Suharso, Kunto melihat masih ada langkah untuk berkompromi mengingat Suharto menjabat Menteri di Kabinet Indonesia Maju.

“Namanya politik pasti akan ada kompromi ya, dan saya yakin tidak ada yang tidak bisa dikompromikan,” kata dia.

Kunto menilai masyarakat akan semakin tidak percaya PPP kalau Suharso akhirnya menyusul Ketum sebelumnya Romy dan SDA ke penjara. Di sisi lain, tanpa ada kasus hukum atau konflik internal pun tren suara PPP terus turun. 

“Sekarang trennya kan menurun nih PPP, sehingga tantangan bagi pengurus sekarang bagaimana memulihkan kondisi itu. Bahkan tanpa konflik internal pun sangat sulit, apalagi dengan konflik internal,” kata dia.

(*)

Exit mobile version